Sabtu, Oktober 15, 2016

Sadness

Ini masih terlalu pagi untuk membuka mata.
Namun dia sudah berdiri mengintip dari jendela.
Apa yang dia pikirkan?
Dalam Hati aku iba.

3 tahun lebih penyakit itu menggerogotinya.
Dulu dia wanita yang ceria, Ligat dan berseri. Sekarang ia jauh lebih tua dari seharusnya.

"Mak, duduklah,"kataku pelan serta mengajaknya duduk di kursi panjang lusuh berwarna ungu. Kursi yang menjadi posisi rebutan kalau hendak menonton tv.

Perlahan dia bergeser menuju kursi.
Ku elus rambut keriting mamak yang kusut. Sangat jarang disisir karena sakit  tumor otak yang menggerogoti kepalanya membuat rambutnya akan rontok dan terasa sakit bila disisir.

"Dimana yang sakit mak?" Tanyaku.
Air mata mulai menggenang.

"Berapa lama lagi seperti ini?" Rintihnya sambil memegangi kepalanya. Saat penyakitnya kambuh, maka mamak akan mengalami sakit kepala yang sangat hebat.

Aku terdiam. Ku elus lagi rambut mamak mencoba menenangkannya.  "Harusnya kemarin kepalaku ini dibelah saja."
Ia mulai terisak. "Kalau dari dulu dibelah (operasi) mungkin aku enggak sakit berkepanjangan.Sudah selesai dari dulu." 
Lagi-lagi aku diam. 3 tahun lalu kami sekeluarga dihadapkan pada pilihan yang sulit. Memutuskan untuk menyerahkan mamak ke meja operasi dengan kemungkinan selamat hanya 5% atau membawa mamak pulang dengan mencari pengobatan alternatif. Entahlah. Tapi kami akhirnya membawa MamAk pulang.

Egoiskah kami? Hari ini aku berpikir berkali-kali untuk ini semua.
Kalau dulu dioperasi, mungkin sama saja itu dengan mengakhiri hidup mamak.
Tapi, apakah dengan mencegah itu semua kami membuat mamak menderita dengan menanggung sakit selama 3 tahun ini?

"Sabar kita mak." Kataku pelan sambil menahan air mataku. Aku tidak sanggup berbicara apapun jika sudah menghadapi kondisi ini.

Hatiku getir. Setiap melihat mamak kesakitan, hatiku seperti dicabik. Aku merasa bersalah.

Tuhan aku tidak siap untuk perpisahan. Aku tidak siap kehilangan, dan tidak akan mau untuk menyiapkan diri.

Kupeluk mamak. Kupeluk erat.
Andai saja ya mak bisa berganti. Mungkin tidak ada yang akan kehilangan kalau aku yang pergi.

Kuat kita ya mak. Wanita berhati malaikat seperti mamak pasti akan mendapatkan kepulihan mak..

 
A Walk to Remember Blogger Template by Ipietoon Blogger Template