Rabu, April 20, 2016

Kata-kata yang terpenjara

Ini kali kesekian memelas,
Mata, mulut, bahkan kakinya terpasung.
Terikat pada kawat-kawat semu.
Tidak ada yang tersampaikan. Meski ingin sekali.

Rasanya sudah terlalu lama tidak berbicara.
Hingga sendi-sendi kaku dan mulut pun gagu.
Seharusnya tahu, hari ini aku akan mengatakan ini. Dan esok akan mengatakan itu.
Tapi kembali, mata, mulut, bahkan kakinya terpasung,
Pada kawat-kawat semu.

Tanyakan saja padanya.
Kenapa terlalu banyak kata yang terpenjara.
Ya, tanyakan pada hati.  Bukan padaku.

 
A Walk to Remember Blogger Template by Ipietoon Blogger Template