Jumat, Juni 28, 2013

Terimakasih (Lagi)

Hari ini aku menangis. Sudah biasa memang.
Tapi kali ini aku menangis di depanmu. Dan itu memalukan.

Seharusnya tidak boleh. Tak baik terlihat lemah. Meski aku juga tahu, kau tahu aku lemah.
Tapi air mata itu sakral bagiku.
Bila di hadapanmu. Entah mengapa.

Tapi aku menangis. Terimakasih sudah ada dalam fase yang tidak menyenangkan ini.
Terimakasih sudah menyeka air mataku. Ya? :')

Kamis, Juni 27, 2013

PULANG

Hari ini kami memutuskan untuk keluar dari Rumah Sakit.
Sedih sekali saat memutuskan untuk menghentikan pengobatan medis mamaku.

Kemana harus mencari pengobatan?
Dia tampak lemah saat harus dibawa dengan kursi roda.
Wajahnya semakin tirus dan tubuhnya tak berdaya.

Ya kemana? siapa yang menolong.

Tuhan, mengapa terlalu sakit?

Pulang-Kamu dan kenangan

ini kali terakhir kita berada di sini.
akan sangat lama tak berpijak di tempat ini lagi
sampai luka itu sembuh.

Banyak yang terjadi di sini.
Awal kita bersama pun dimulai di tempat ini.

Bersyukur bisa mengenalmu.
Sesuatu yang tidak pernah ku rasakan sebelumnya.
Kebersamaan dan sepotong hati.

Ku temukan sudah?
Ah entahlah.

Selasa, Juni 25, 2013

Kau-Anugerah

Saat bersamamu,
Aku selalu menyisakan waktu untuk berdiam sejenak.
Bukan marah atau kehilangan ide untuk berbicara denganmu.
Aku hanya sedang menaikkan rasa syukurku pada-Nya;
Betapa aku berterimakasih sudah Ia kirimkan seorang yang luar biasa sepertimu. :')

Kau-Anugerah.

B'Ind.

Kau selalu

Setiap kesempatan bersamamu menjadi bagian yang kusyukuri dalam hidupku.
"Menjadi seorang yang mengerti"
Kau selalu berusaha untuk itu
"Memberiku tawa"
Kau selalu berusaha untuk itu.

Bagiku semua sempurna berpadu darimu.
Terimakasih, Love.

Senin, Juni 24, 2013

Bagaimana

Dia
Pembicaraan malam ini masih tentangnya.
Rasanya tak habis pertanyaan yang terlontar darimu.
Aku kelimpungan memberi jawab.
Sulit rasanya meyakinkanmu. Dan aku tak punya kosakata yang tepat untuk menggambarkan yang hendak ku sampaikan.
Wajar kau bertanya tentangnya.
Wajar kau ingin menjaga hatimu.
Mengapa seragu itu denganku. Aku memilihmu!

Diperlakukan dengan Amat Manis :)
"Kau punya novel Kireina Enno?" Tanyamu melalui SMS siang sebelum kita bertemu.
"Tidak"
Lalu kita memutuskan untuk menghentikan sejenak tentangnya.
Tiba-tiba kau mengeluarkan sebuah novel dari dalam tasmu. "Selamanya Cinta-Kireina Enno"

Terkejut, kagum, senang. Tak pernah semua perasaan itu berpadu sebelumnya.
"Kau suka?"
aku mengangguk. Tak mungkin aku tidak suka. Kau selalu penuh dengan kejutan. Terimakasih. Kau membuatku merasa dicintai sepenuhnya :)

Minggu, Juni 23, 2013

Will You?

Hari ini kau menyatakan perasaanmu.
Dengan malu-malu, terbata dan sangat berat; kau akhirnya mengatakan perasaanmu padaku.
Perasaan yg sudah ku tahu sejak lama dan berpura kau tutupi.

Lalu kau menyatakan betapa seriusnya kau padaku.

Mengapa tidak aku terkesima. Mengapa tidak aku bersyukur.

Hanya sulit bagiku.
Yah, bagaimana dengan dia yang sudah mengikat janji sebelumnya?

Jika boleh dengan gampang kukatakan ya,
Hanya terlalu cepat,
terlalu tidak tepat waktu.

Ah. Apa yang harus kulakukan,
membiarkanmu pergi sementara aku tak ingin
Membiarkanmu menunggu sedang aku tak  bisa memberi kepastian.


Sabtu, Juni 22, 2013

Pergi

Bertemu secara tak sengaja,
Tapi kau masih dalam senyapmu.

Ya, aku tak mengapa. Bukankah sejak dulu sudah sepi.
Mengapa keberatan ketika kembali ke masa itu.

Semoga waktu lembut memahami.

Terimakasih sudah memberiku hati.

Seharusnya

Hari ini kau memutuskan untuk menepati janjimu.
Membantu aku untuk setia padanya.

Telak, menusuk. Tapi dengan gamblang kau katakan.
bukan sesuatu yang diharapkan kau katakan.

tapi aku belajar,
seharusnya aku, kau tidak ada pada jalur ini.

Seharusnya kau tidak masuk ke kehidupanku dan menyebabkan luka.

pergilah. Toh aku tak bisa memberi kepastian.

Seharusnya aku di sini sendiri.

Jumat, Juni 21, 2013

Sepi dan Rindu

DIAM, DIAM dan DIAM.
Tak ada yang mendominasi pembicaraan kali ini selain diam.

Aku tak tahu mengapa diammu menjadi momok yang sangat menakutkan bagiku.

Tapi aku cukup paham jawaban atas pertanyaanmu dulu:
"apa kau pernah merasakan sepi?"

Sepi itu saat kau ada di sampingku namun tak bersuara.
Sepi itu saat kau tidak menoleh padaku.

dan rindu itu saat aku tak bisa menyentuhmu.

Senin, Juni 17, 2013

PULANG~ Kau Detak?

Setelah cekcok untuk beberapa saat, kita memutuskan untuk menilik sejauh mana kita saling mengerti.
Walau aku sadar, porsimu untuk mengerti itu masih jauh lebih besar daripada porsiku.

Hari ini kita tidak menyusuri jalan yang kita lalui tiap malam. Hari ini kali pertama kita melewati jalan yang sama ketika kita pergi.

Entah juga mengapa aku terlalu banyak bicara malam ini. Rasanya aku ingin menumpahkan semua apa yang kupikirkan.

Sedikit janggal ketika jemari kita bersentuhan.
Janggal ketika aku berpikir ingin menyandarkan kepalaku dipundakmu.

Tidak boleh. Tak baik untukku, untukkmu dan oh, dia yang hampir terabaikan.

Kau detak? Aku tak pantass memaknainya begitu. Terlalu dini dan terlalu kurang ajar menilai semua kebaikanmu dan menamakannya detak.

Aku tak tahu. Hanya menemukan perasaan nyaman, lepas, ingin bersama.

Satu yang juga tak kau tahu, bersembunyi di balik punggungmu itu membuatku terasa aman.

Ku namakan kau detak?
Tidak, aku tak pantas untuk itu.

Mom (Again)

Hari ini dia terlihat lebih sehat.
Hanya dia tak bisa berjalan.

Dengan kata "LAGI" atau "SAMPAI KAPAN"

Aku bingung. Ibu lekas sembuh. Ya?

Minggu, Juni 16, 2013

Pulang (Kau Luar biasa)

Entah sudah malam yang keberapa kebersamaan ini. Aku tak bisa menghitung separuh malam yang kita lewati berdua.
"Kau pasti lelah." kalimat yang selalu terlontar ketika kau datang menjemputku. Dan kau menggeleng. Jawaban yang selalu sama darimu. Meski kutahu sebenarnya kau lelah dan sungguh.
Mengapa tidak kau lelah, pagi ini jadwalmu ibadah, lalu langsung ke rumah sakit. Setelah itu, kau menemani Bang Putra (a friend) berbelanja dan terakhir menjemputku. (Hari ini kau membuka hari dan menutup hari denganku.)

"hari ini kita akan menyusuri kota" katamu. "Supaya kau senang"
tentu aku selalu senang ketika kau selalu berusaha untuk menghiburku di tengah0-tengah kondisiku yang sedang runyam.

"Jangan sedih ya." Lanjutmu. "kalau kau sedih aku merasa seakan tidak berguna sama sekali."
Kau selalu merasa harus berperan untuk kebahagiaanku. Padahal aku tak pantas untuk semua itu darimu. Siapalah aku.

"Kau harus cerita jika punya masalah. Jangan menanggung bebanmu sendiri. Kalau mau menangis, menagis d depanku."

Kalimatmu ini seolah kau super hero :) Tapi itu lebih dari cukup untuk memberikan penghiburan untukku.

Dan kita pulang. Menyusuri jalanan Medan yang bertabur dengan kerlap-kerlip lampu.
terimakasih. Kau luar biasa baik,.

Jumat, Juni 14, 2013

PULANG (Kau Selalu Baik)

Malam sudah semakin larut saat kita memutuskan untuk pulang dari rumah sakit.
Seperti biasa, Kau-aku (kita) menghabiskan separuh malam kita di jalanan kota Medan.

"Aku sengaja membawa Justin" Katamu dalam perjalan kita menyusuri tangga rumah sakit.
"Justin?" 
Dengan sigap kau menunjukkan kunci motor yang belakangan kukenali.
"Mona sakit." Lanjutmu. "Dia harus beristirahat di rumah. Kemarin dia masuk angin karena semalaman berada di luar."

Seketika aku teringat. Dua hari lalu, kau dengan ringan memutuskan untuk tidak pulang demi menemaniku menjaga ibuku di rumah sakit. Motormu yang kau beri nama Mona itu pun terpaksa harus berada di parkiran semalaman.

"Ah tidak. Aku sengaja, supaya kau tidak lelah menaiki Mona. Sekarang kondisimu sedang tidak baik." Sambungmu lagi.

"Aku tidak apa-apa". Ku jawab sekenanya, walau sungguh dalam hati merasa kau terlalu memperhatikan setiap detail dariku.

"Katamu tidak apa-apa. Tak tampak seperti itu" ocehmu lagi. "Matamu bengkak"

"Aku kurang tidur" lagi ku jawab singkat.

"Kurang tidur dan menangis semalaman itu dampaknya beda tipis." Tatapanmu menyelidik. Tapi entah mengapa aku selalu merasa tenang jika kau tanya. Meski dengan singkat ku jawab lagi "tidak apa-apa"


Jalanan terlihat lengang. Jauh berbeda dengan siang yang terasa terik dan padat. Lamu-lampu jalan juga terlihat menambah nyaman suasana perjalanan kita malam ini. 
Sambil mengendarai motor au tak henti mengoceh. Sesekali memperingatkan aku untuk tetap terjaga.

"ini bukan jalan yang biasa kita lalui." Komentarku dari balik punggungmu.

"Tentu. Sesekali mencari suasana baru"
.........
"Kau suka?" Kau menunjukkan kerlap-kerlip lampu yang memang notabene kusukai sejak dahulu. Kerlap-kerlip lampu jalanan, lampu taman dan kendaraan yang berada di depan kita.

Aku mengangguk. Mengapa kau tahu semua ini. Bisik lirih dalam hatiku tak mau berhenti.

"Kau suka?" ulangmu lagi. "Aku sengaja mengajakmu ke sini. Sekedar menghibur. Jangan sedih lagi. Kau suka jalan-jalan seperti ini?"

"Tentu" ucapku sebelumnya menarik nafas panjang. "Aku suka. Jauh lebih suka ketimbang jalan-jalan siang hari"

Kau mengangguk. Tampaknya kau senang. Dan kau memang selalu senang jika bersamaku. Sejahat apapun aku.
Perjalanan kita separuh malam ini kita habiskan menikmati kerlap-kerlip lampu kota. Sesekali kau bisikkan kata-kata penguatan untuk memberikan penghiburan kepadaku.

Ah, terimakasih sudah selalu baik. (I.D.R)

Mom

Hari ini dia meminta pulang.
Tak pernah dia semenyerah ini pada takdir.
"Tuhan selamatkan aku"
di tengah-tengah sakit yang menyerang kepalanya,
seruannya terasa menusuk hingga kejantungku.

"Biarlah aku meninggal di rumah" rintihnya lagi.
Tak pernah selelah ini dia berbicara.
Sungguh tak kuasa melihat wanita yang kucintai kesakitan seperti ini.

Aku menangis. Menangis kesekian kalinya (entah sudah berapa kali) sejak ia masuk rumah sakit.

Oh ibu. Apa yang harus ku perbuat. Lekas sembuh.

Minggu, Juni 09, 2013

Masih dengan entah

Tak pernah dengan jelas aku mengerti
Selalu menemu kabut
atau selaput yang secara kasat mata tak tampak.

Aku (sungguh) tidak tahu bagaimana memberi makna untuk semua ini.
Sungguh, ketika merasakan letupan itu,
seketika pula aku merasa menjadi penghianat.

Dear, Sungguh aku tidak pernah bermaksud pergi.

Sabtu, Juni 08, 2013

Ayah

Banyak orang yang mengatakan dia terlalu banyak bicara.
Dengan suaranya yang 'kuat', terkadang orang akan ssalah paham dengan maksud pembicaraan yang ingin ia sampaikan.

Tak sedikit orang yang beranggapan dia lelaki yang membosankan,
Tak jarang mendominasi pembicaraan, dan cenderung selalu ingin didengarkan.

Tak banyak pula yang ingin mendengarkannya,
Dia terlalu enggan berbicara tentang kebohongan,
hingga kebenaran yang ia katakan cenderung menyakiti orang lain..

Dia berusaha ramah kepada semua orang,
Namun tak pandai untuk membuka pembicaraan yang menarik.

Banyak yang mengabaikan.
Banyak yang menyepelekan.
Banyak yang merendahkan (mungkin)

"AKU TAK PEDULI"
Kau-kalian camkan itu

seberapa enggannya kamu semua melihatnya,

Bagiku dia selalu sempurna.
Lelaki yang luar biasa kuat
Lelaki yang tegar saat wanita yang dicintainya terbaring lemah di rumah sakit
Lelaki yang sabar saat harus berjaga dan terjaga
Lelaki yang tidak menitikkan air mata saat harus berjuang mencari biaya perawatan ibuku
Lelaki yang dengan mantap berkata "tidak apa-apa" saat menerima pahitnya kenyataan yang memvonis istrinya cacat
Lelaki yang selalu tersenyum saat aku menangis
Lelaki yang menguatkan saat aku rapuh
Lelaki yang dengan tulus menerima semua yang terjadi pada wanitanya,
Lelaki yang iklas menrima semua proses kehidupan yang teramat pahit.

Kau-kalian! Tak akan pernah tahu besar pengorbanannya untuk semua yang telah terjadi.

Aku tak perduli seberapa besar kamu-kalian mengabaikannya,.
Bagiku dia lelaki yang teramat pantas untuk dicintai.
Bagiku, dia ayah sempurna.

ya, perlu kau tahu. Dia lelaki-ayah sempurna untuk ku-kami.

dan aku sangat mencintainya. Masa bodoh dengan kamu.

Rabu, Juni 05, 2013

Tak Cukup Paham

CINTA

Tak cukup mampu memberi makna sesungguhnya tentang kata ini.

Bahagia, tapi tak jarang berurai air mata.
Terluka, tapi cukup kuat memaafkan.
Terhianati, tapi tak punya kemampuan untuk pergi.

Cinta terkadang membuat seseorang menjadi bodoh,
terkadang membuat seseorang menjadi seperti orang gila.
Tapi tak pernah bisa untuk tidak jatuh cinta.

Cinta tidak buta.
Esensi cinta ya begitu. :D



Minggu, Juni 02, 2013

oh entahlah

Kembali cukup merasa sepi dengan semua yang terjadi.
Biasanya ada--seseorang yang bukan siapa-siapa/.

Hiolangkah? ya aku merasa kehilangan.

Sabtu, Juni 01, 2013

Hmm

Mungkin aku yang terlalu memaknai kebersamaan yang singkat ini berbeda.
Karena sungguh-- jujur, aku merasakan hal berbeda.
Ada letupan-letupan kecil yang menggugah setiap kali kebersamaan itu tercipta.

Aku salah. Terlalu tidak pantas memaknainya sebuah rasa.

Hanya belas kasih dari seseorang yang sungguh memberi aku harapakn
Belas kasih, melihat kondisiku yang sedang ambruk di tengah badai yang menghantam keluargaku.

Ayo bangkit Ib.. Bangkit,
 
A Walk to Remember Blogger Template by Ipietoon Blogger Template